Panulirus penicillatus – Lobster batu (Pronghorn spiny lobster)

2023 Crustacea Data Samudera
lobster batu

Panulirus penicillatus (Olivier, 1791)

Lobster batu
Pronghorn spiny lobster

Etimologi
Panulirus, dari Bahasa Yunani palin yang berarti ‘terbalik’, dan oura yang berarti ‘ekor’, mengacu pada kebiasaan lobster yang menggulung ekornya ketika memasuki liang. Penicillatus dari Bahasa Latin yang penicillus berarti ‘pensil’, mengacu pada antenna nya yang panjang.

Klasifikasi Ilmiah
Ordo Decapoda > Famili Palinuridae

Status Konservasi
Least Concern (Risiko rendah)

Deskripsi Singkat
Karapas membulat dan tertutup oleh duri-duri kecil, memiliki sepasang antennulla yang panjang dan tidak bergari-garis. Memiliki warna tubuh coklat dengan selingan biru, lobster jantan berwarna biasanya lebih gelap. Kaki berwarna kehijauan dengan garis putih. Bagian perut terkadang memiliki bintik-bintik putih. Ukuran maksimal 40 cm (panjang).

Distribusi
Lobster batu merupakan jenis lobster dengan sebaran paling luas di kawasan Indo-Pasifik, yakni mulai dari Pesisir Timur Afrika, Laut Merah, Jepang, Australia, Polynesia, Hawaii, hingga kepulauan tropis di dekat Pesisir Barat Benua Amerika.

Habitat dan Tingkah Laku
Lobster batu hidup di kawasan perairan pesisir yang dangkal, umumnya antara 1 hingga 4 meter meskipun dapat ditemukan hingga kedalaman 16 meter. Mendiami kawasan terumbu yang memiliki air yang jernih dan bebas dari pengaruh estuari. Merupakan hewan nokturnal yang menghabiskan siang harinya di dalam ceruk, lubang, atau gua yang gelap. Lobster batu merupakan karnivora yang memakan invertebrata dasar laut yang bergerak lambat.

Manfaat Komersil
Dimanfaatkan secara komersil, menjadi salah satu hasil perikanan dengan nilai tinggi. Lobster batu ditangkap menggunakan alat tangkap trammel net, bubu atau diambil menggunakan tangan dan tombak.

Catatan
Lobster batu mulai banyak dibudidayakan di berbagai tempat di Indonesia, biasanya lobster batu yang hidup di keramba akan diberi makan ikan rucah atau siput mangrove.

Referensi

  1. Carpenter, K. E., & Niem, V. H. (2001). FAO species identification guide for fishery purposes. The living marine resources of the Western Central Pacific. Volume 2. Cephalopods, crustaceans, holothurians and sharks. FAO Library.
  2. Holthuis, L. B. (1991). FAO species catalogue, vol. 13: Marine lobsters of the world. An annotated and illustrated catalogue of species of interest to fisheries known to dateFAO fisheries Synopsis125, 1-292.
  3. Mahmudin, M. N., Utomo, D. S. C., Elisdiana, Y., Brite, M., & Adiputra, Y. T. (2023). OPTIMIZATION FEEDING RATE OF SPINY LOBSTER (Panulirus penicillatus) CULTURED IN FLOATING CAGESe-Jurnal Rekayasa dan Teknologi Budidaya Perairan10(1), 35-42.
  4. Yusuf, H. N., Noegroho, T., & Suman, A. (2019). PERTUMBUHAN LOBSTER BATU (Panulirus penicillatus Olivier, 1791) DI PERAIRAN SIMEULUE, BARAT SUMATERA THE GROWTH RATE OF SPINY LOBSTER (Panulirus penicillatus Olivier, 1791) IN WATERS OF SIMEULUE, WEST SUMATERAJurnal Kelautan dan Perikanan Terapan (JKPT)2(2), 101-111.
  5. Zaenuddin, M., & Putri, D. A. D. (2017). SEBARAN UKURAN LOBSTER BATU (Panulirus penicillatus) DI PERAIRAN WONOGIRI JAWA TENGAH (Size Composition of Lobster (Panulirus penicillatus) in Wonogiri Waters, Central Java)Saintek Perikanan: Indonesian Journal of Fisheries Science and Technology12(2), 109-115.

Sitasi yang disarankan:
Andrimida, A., 2023 (5 April). Panulirus penicillatus – Lobster batu (Pronghorn spiny lobster). [dalam] Mata Samudera. Malang. Diakses dari https://matasamudera.id/2023/04/05/panulirus-penicillatus/


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *