Ekowisata Mangrove Hijau Daun: Juaranya Wisata Alam Gresik

2021 Citizen Report

Ekowisata Mangrove Hijau Daun berhasil menyabet juara 1 kategori wisata alam pada acara Anugerah Wisata Gresik 2021. Acara tersebut diselenggarakan pada Jumat (4/6/2021) di pelataran kantor Bupati Gresik. Malam penganugerahan untuk sektor wisata Gresik tersebut merupakan rangkaian program kerja 99 hari Gus Yani-Bu Min. Tujuan penyelenggaraan acara tersebut adalah untuk meningkatkan wisatawan di Kabupaten Gresik. Penghargaan tersebut didapat setelah melalui tahap penilaian dan menyisihkan 34 objek wisata alam di Kabupaten Gresik.

POKMASWAS Hijau Daun menerima anugerah juara. Foto oleh Auliyah Shofiyah.

Terletak di Desa Daun, Kecamatan Sangkapura, Pulau Bawean, Ekowisata Mangrove Hijau Daun merupakan objek wisata alam yang memiliki berbagai keunggulan. Lokasinya berjarak 9 km atau sekitar 20 menit dengan berkendara sepeda motor dari Pelabuhan Bawean. Pengunjung membayar tiket masuk sebesar Rp 5.000,00 Tidak perlu lelah berjalan ke lokasi mangrove, pengunjung bisa menikmati fasilitas ojek sepeda motor yang disediakan oleh pengelola Ekowisata Mangrove Hijau Daun. Setelah melewati pemandangan tambak udang yang dikelola secara terpadu oleh kelompok penambak udang, pengunjung sampai di lokasi mangrove.

Pemandangan yang dapat dilihat di sepanjang jembatan kayu yaitu tanaman Api-api, Bruguiera, Apiculata, Stylosa, Sonneratia, dan Xylocarpus. Selain menikmati pemandangan, pengunjung bisa mendapatkan informasi mengenai tanaman mangrove yang tertulis di tiang-tiang sepanjang jembatan kayu. Ada pula beberapa spot foto yang disediakan, seperti spot foto ‘I Love Hijau Daun’, jembatan, dermaga, dan rumah edukasi. Ketika musim kemarau, spot foto pohon nyiri menjadi minat utama pengunjung. Daun berwarna kuning yang berguguran menambah keindahan nuansa khas wilayah mangrove. 

Salah satu spot foto di dalam kawasan Ekowisata Mangrove Hijau Daun. Foto oleh Auliyah Shofiyah.

Selain berswafoto dan menikmati pemandangan, pengunjung juga dapat berkeliling di perairan mangrove menggunakan perahu tradisional yang disebut jhukong. Ekowisata Mangrove Hijau Daun dilengkapi dengan fasilitas rumah edukasi. Di dalam rumah edukasi terdapat poster dan gambar terkait kelestarian lingkungan. Selain itu terdapat booklet yang berisi foto dan penjelasan tentang tanaman mangrove dan terumbu karang yang ada di pesisir dan laut Ekowisata Mangrove Hijau Daun. Pengunjung juga bisa menikmati keindahan bawah laut dengan memanfaatkan fasilitas snorkelling yang disediakan oleh pengelola Ekowisata Mangrove Hijau Daun. Tidak cukup sampai disitu, setelah puas berkeliling lokasi wisata, pengunjung dapat membeli oleh-oleh yaitu sirup dan selai dari tanaman Sonneratia alba, abon ikan tongkol, madu, dan camilan ‘Biji Kajhubulu’. Selain makanan, ada juga cindera mata berupa replika kapal tradisional jhukong.

Selain menyuguhkan aneka fasilitas dan keindahan pemandangan, Ekowisata Mangrove Hijau Daun juga memiliki keunggulan di bidang konservasi. Subhan, ketua Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokmaswas) Hijau Daun bersama anggotanya, konsisten melakukan penyelamatan lahan pesisir sejak tahun 1998. Kegiatan konservasi yang dilakukannya meliputi penanaman mangrove, penanaman cemara laut, restorasi terumbu karang, pengolahan sampah, pemberian edukasi kepada nelayan, dan masyarakat pesisir. Mangrove Hijau Daun juga telah berhasil membibitkan sekitar 66.900 bibit mangrove. Bibit tanaman mangrove tersebut dipasarkan di desa-desa lain di pesisir Pulau Bawean. Ditemui di kediamannya di Desa Daun, Subhan menyatakan akan terus berinovasi mengembangkan Ekowisata Mangrove Hijau Daun. “Kami akan berupaya melakukan inovasi untuk Ekowisata Mangrove Hijau Daun. Kami juga berfokus pada konservasi wilayah pesisir agar keberlangsungannya dapat dinikmati oleh banyak orang,” kata Subhan.

Remarks

Artikel ini merupakan kontribusi dari Auliyah Shofiyah, Volunter Ekowisata Mangrove Hijau Daun Bawean.


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *